Sebuah kalender singgah di bibir perahu, yang termenung
Di pinggiran pantai, melamunkan tembang-tembang
Yang disenandung anak kepiting di ketiak karang-karang
Menunggu matahari perlahan tercelup di gulungan kabut
Dan kau duduk di sampingnya, menggugurkan tanggal-tanggal
Mengurungnya sebagai delta di gendang telinga
Waktu adalah kecupan purbadi lengang kening ombak
Menghangat, menyengat, lalu menghanyut warna-warna
Di putih kanvas wadah terlukisnya wangi-wangi laut
Serupa rambutmu, yang digerai sepanjang benua
Menawarkan sekian labuh tersesatnya kerinduan-kerinduan
Tanggal-tanggal memerah serupa pipimu yang tersipu
Kala mengucap tempat di mana ia pernah merapat dan
Memeluk nama-nama. Batu Licin, hingga Losari. Kuta,
Hingga Senggigi. Pun memakamkan masa lalu yang telah
Mati dengan memakamkannyadi apungan samudera.
Kalender di bibir perahu. Mendadak aku rindu senja yang
Biasa berdiam pada ujung kukumu, menghapal hari-hari,
Bulan, hingga abad-abad di sebongkah buah kelapa
Yang kuseruput pelan-pelan,dan mendesirkan nada-nada
Pada senyuman tahun-tahun silam.
Kalender di Bibir Perahu
Oleh : Andi M E Wirambara
Punya puisi, cerpen, ataupun artikel yang ingin ditampilkan di CARAOO.com? Kirim saja ke redaksi CARAOO.com di zanabid@live.com. Setiap puisi, cerpen, ataupun artikel yang ditampilkan, akan diikutkan link menuju akun facebook/twitter milikmu.
Belum ada komentar untuk "Puisi : Kalender di Bibir Perahu"
Posting Komentar