�Pelakunya kamu, kan?�
Kaki Denny gemetar. Tatapan gadis cantik di depannya ini seperti bisa membunuhnya dua kali. Pertama, senyum beraura bidadari yang mampu menyayat dada seorang lelaki jomblo penuh derita seperti Denny, hingga Denny mati dalam keterpanaan. Kedua, tatapan itu membuat Denny mati kutu saat ia dituduh telah melakukan suatu kesalahan, atau mungkin kejahatan.
�Tu-tunggu, aku tidak mengerti maksudmu,� Denny menyangkali.
�Jangan bohong, semua sudah jelas!� tegas gadis itu masih dengan tatapan menusuknya pada Denny. Paras cantiknya masih tetap bersinar-sinar seperti putih kulitnya yang dipijari hangat lampu ruangan. Sebuah kelebihan fisik yang wajar dimilikinya sebagai seorang artis. Ditambah lagi, ia adalah artis dari negeri Korea. Nicole Jung. Satu dari lima anggota girlband bernama KARA.
�Duh� kok iso aku ketauan ngene?� Gumam Denny dalam bahasa Jawa kesehariannya.
�Sampeyan ngomong opo?� tegas Nicole sekali lagi yang menyadari gerak-gerik aneh Denny.
�Kok kamu bisa bahasa Jawa?�
�Ah, iya� Seharusnya tidak. Maaf, lanjut saja.�
�Oh, tak apa-apa, Anda saja yang lanjutkan.�
�Baik, kulanjutkan,� tatapan Nicole kembali tajam. Denny kembali menggemetarkan tubuhnya. �Baik, begini asinanlis dariku��
�Analisis��
�Ya, analisis. Pertama, bagian bawah bajumu yang biasanya dimasukkan rapi ke dalam celana sekarang keluar di pinggang sebelah kiri. Membuktikan bahwa kau baru saja dari kamar mandi. Kedua, hela napasmu yang tak teratur saat kita berjumpa di ruangan ini membuktikan kamu terburu-buru ke ruangan ini. Padahal tidak ada sesuatu yang membuatmu buru-buru sekarang kecuali satu hal, ada yang ingin kamu hilangkan di ruangan ini! Dan ketiga, ketika aku datang, cuma ada kamu di sini!� Jelas Nicole seperti seorang detektif yang mengungkapkan kejahatan.
Keringat Denny tambah mengucur, ia tak menyangka akan ketahuan seperti ini. Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Satu lagi gadis cantik masuk ke sana.
�Ada apa ini?� Tanya gadis yang baru datang itu dua langkah setelah membuka pintu ruangan.
�Ah, Gyuri-unnie !� teriak Nicole girang. Park Gyuri, dialah pemimpin grup KARA. Dibandingkan Nicole, Gyuri memiliki pembawaan yang lebih dewasa. Sifatnya yang juga keibuan menjadikannya sosok ideal sebagai pemimpin sekaligus ibu sekaligus kakak untuk anggota KARA yang lainnya.
�Kenapa, Nicole?�
�Itu� Si Andin..�
�Denny..�
�Iya, Denny� kentut tapi nggak mau ngaku. Baunya itu lho, kaya bau gingseng..�
�Gingseng? Jigong kali..�
�Bener, jigong��
Nicole menumpahkan wajahnya ke pundak Gyuri. Gyuri mengelusnya dan sedetik kemudian ia memandang Denny dengan wajah datar. Denny kian bergidik. Dalam bayangannya, Gyuri lebih galak dibandingkan Nicole. Ia tak menyangka kentutnya akan membawa masalah. Entah sudah empat puluh kali ia mengutuk bokongnya di dalam hati.
***
Apes beribu-ribu apes. Maksud hati mengadu nasib di ibukota, namun selalu saja Denny mendapat masalah saat ia melakukan pekerjaannya. Sedikit berbeda dengan orang lain yang selalu penuh cerita sulitnya mencari kerja di Jakarta, Denny tergolong beruntung. Ia lebih berpendidikan dan luwes dalam meyakinkan khalayak sehingga mudah pula mendapat pekerjaan. Ia pernah menjadi barista, office boy sebuah kantor, agen travel, satpam mal, pesulap, manajer perusahaan komputer, pemanjat pohon kelapa, dan kini ia mendapat kehormatan sebagai orang yang diutus mengurus banyak hal oleh promotor yang menghadirkan artis luar negeri ke Jakarta. Dan kali ini yang datang adalah girlband asal Korea, KARA, yang kebetulan ingin melakukan debut di Indonesia. Denny bertugas untuk menjadi apa saja yang diminta personel KARA.
�Saya lapar, apakah nanti kita akan makan untuk kenyang?� tanya Nicole dengan bahasa Indonesia yang gramatikalnya belum jelas. Saat itu di dalam mobil, Denny menjemput KARA langsung di bandara.
�Tentu, kami sudah menyiapkan semuanya untuk kalian.� Denny menangkap maksud perkataan Nicole.
�Termasuk jaminan hari tua?� tanya Nicole lagi. Denny terhenyak. Kemudian heninglah sepanjang jalan.
Setiba di hotel, kesabaran Denny diuji kala pertanyaan office boy membuat Denny emosi.
�Single, Mas?� tanya resepsionis.
�Hehe� menurut mbak?� Denny menjawab malu-malu.
�Maaf, Mas, kami sudah tidak menerima yang single.�
�OKE! AKU SINGLE! AKU EMANG JOMBLO! KENAPA DIDISKRIMINASI, HAH?!� orang-orang di sekitar mendadak terkejut oleh bentakan Denny. Personel KARA merinding. Mereka seolah sedang melakukan tur wisata dengan seorang buronan polisi.
�Tu-tunggu dulu, Mas, maksud saya, untuk kamar single bed sudah penuh. Jadi kami tak menerima booking itu lagi.� Resepsion itu berkeringat dingin. Denny tersipu telah salah sangka. Mungkin karena seumur-umur belum pernah berpacaran, ia jadi amat sensitif dengan kata-kata yang berhubungan dengan �jomblo�.
�Ta-tapi beberapa kamar untuk artis Korea yang saya booking dua bulan lalu sudah siap kan?� Denny mencoba mencairkan suasana.
�Sudah, Mas��
Denny menerima tujuh kartu kunci kamar hotel untuk personel KARA dan staf mereka. Sedang Denny sengaja memesan kamar satu hotel agar lebih sigap untuk �disuruh-suruh�. Memasuki kamar, Denny seolah menemukan surga. Ya, dia memang sangat ingin istirahat. Iapun menggelar tikar di lantai, lalu menghempaskan tubuh ke tempat tidur. Entah apa maksudnya ia menggelar tikar itu.
Malam berlalu, berganti pagi hingga tengah hari ini, di ruangan hotel yang akan digunakan personel KARA untuk melakukan jumpa pers. Ruang yang luas dengan kursi yang berderet rapi. Masih kosong sebab acara itu akan dilakukan beberapa jam lagi. Kebetulan Denny tengah mengecek ruangan itu, tiba-tiba angin di perutnya minta keluar. Brut! Terkabullah! Dan tak diduga baunya masih membekas sampai Nicole masuk ke dalamnya. Terjadilah segala yang terjadi di awal. Denny harus menghadapi tatapan mata Gyuri.
***
�Lalu, apa yang sebenarnya jadi masalah sekarang?� Gyuri mulai menelusuri permasalahan. Denny meneguk liurnya, tak jelas, karena gugup atau terpana melihat dua gadis cantik di depannya sekarang.
�Ya tadi, Denny buang angin. Kasihan cicak ini�� manja Nicole sambil menunjuk cicak yang tiba-tiba jatuh dari langit-langit.�
�Ma-maaf, tapi sungguh, aku tak sengaja!� bela Denny.
�Nicole�� Gyuri berujar pelan. �Apakah kamu tak pernah buang angin?� lanjutnya sambil mengibas rambutnya yang berurai cantik.
�Pe-pernah��
�Lalu, apa ketika orang lain buang angin, kamu langsung putus asa untuk bernyanyi dan menari lagi.�
�Ti-tidak��
�Lalu andai dulu Wrigth bersaudara buang angin di tengah percobaan pembuatan pesawat, apakah sekarang kita tidak bisa menikmati penerbangan pesawat?�
�A-aku tidak tahu soal itu��
�Nicole�� lengan Gyuri tahu-tahu sudah melingkar di pundak Nicole, suaranya yang lembut nan bijak kembali berembus ke telinga Nicole. �..buang angin itu manusiawi. Sudahlah, lagi pula kalau bukan dengan Denny, dengan siapa kita bisa mencoba rendang di rumah makan Padang di seberang?� Nicole diam saja. Sebagai gadis yang amat doyan makan, ia hanya mencoba membenarkan kata-kata Gyuri. Tak lama berselang, ia meluruskan pandangannya telak ke mata Denny, tersenyum manis. �Maaf, ya�� Denny mematung. Air matanya turun ke pipi. Ia bersyukur urusan ini tidak sampai dibawa ke pengadilan. Nicole mendekati Denny, mengangkat kelingking, mengupil, lalu menyodorkannya pada Denny. �Kita baikan, ya��
Sementara itu, beberapa orang mulai bolak-balik memasuki ruangan, mengatur meja, makanan ringan, dan banyak hal lainnya. Gyuri memberi kode pada Denny bahwa mereka minta diantarkan untuk kembali ke kamar dan bersiap melakukan jumpa pers.
***
Di kamar, tiga anggota KARA lainnya sudah sibuk berdandan. Seungyeon nampak sibuk di depan cermin kamar mandi dengan berhanduk kimono merah jambu yang membuatnya tampak semakin manis. Gadis bernama lengkap Han Seungyeon ini adalah anggota KARA termungil, meski usianya yang tertua kedua setelah Gyuri, namun paras imutnya dapat membuat orang mengira dialah yang termuda di KARA. Masih di depan cermin kamar mandi, ia dikejutkan dengan gedoran pintu.
�Seungyeon- unnie , lama sekali di dalam��
Sebenarnya Seungyeon sudah selesai mandi dari tadi, namun ia masih bersedih karena bulu sikat gigi kesayangannya hilang delapan helai.
�Iya, aku segera keluar�� Teriak Seungyeon dengan suara agak parau.
Di luar, yang menggedor pintu tadi adalah Goo Hara. Panggilannya adalah Hara, anggota KARA yang memiliki tubuh paling ramping. Ia selalu tampak manis dengan rambut panjangnya. Dancer handal yang juga seumuran dengan Nicole. Hara seperti bermasalah dengan perutnya, seperti menahan nyeri.
�Kenapa, Hara-unnie ?� Jiyoung menyadari gerak-gerik aneh dari Hara.
�Tidak apa-apa, hanya sedikit kurang enak badan sejak sampai di sini. Paling hanya jet lag.� Wajah Hara memang terlihat pucat.
�Maklumlah, unnie, musimnya juga sedang beda. Korea musim dingin, di sini panasnya minta ampun.� Jiyoung memperhatikan wajahnya di cermin dengan seksama seraya mengusap bedak ke pipi kanan dan kirinya. Kang Jiyoung, jika ditanya siapa anggota KARA termuda, Jiyounglah orangnya. Tubuhnya paling bongsor dan senang sekali bertingkah lucu, tak heran ia dijuluki �Giant Baby�.
�Jangan bicara musim, kupikir Indonesia ini Negara dengan musim paling memusingkan.� Hara masih meremas perutnya.
�Kok gitu?� Jiyoung menghentikan sapuan bedak di pipinya, menoleh ke arah Hara.
�Lihat saja, orang Indonesia mengaku bermusim hujan dan kemarau. Tapi nyatanya, tadi kita disuruh Denny mencoba rambutan dengan berkata sekarang musim rambutan. Lalu makan durian lalu mengatakan sedang musim durian. Tambah lagi aku tak mengerti sewaktu Denny bercerita masa kecilnya dengan kata-kata musim kelereng, musim layangan, atau musim lainnya. Pusing nggak, Jiyoung?� Jiyoung buru-buru kembali menghadap cermin, menyapukan bedak ke pipi, pura-pura tak mendengar kerumitan pikiran Hara. Sementara Seungyeon akhirnya keluar dari kamar mandi. Spontan Hara menyeruduk masuk ke kamar mandi.
Ketukan pintu, Gyuri dan Nicole tiba di kamar. Dengan sigap Gyuri meminta seluruh anggota KARA bersiap untuk jumpa pers yang akan langsung dilanjutkan konser mereka disalah satu gedung di pusat kota Jakarta. Sementara di luar kamar, Denny mondar-mandir dengan ponsel di telinga. Ia terlihat amat sibuk menerima telepon dari sana-sini.
�Iya, sudah saya bilang! Tempe penyet kemarin sudah saya lunaskan, kerupuknya yang belum! Tolong dilihat lagi deh catatannya.� Gerutu Denny di ponsel.
***
Lampu blitz berkilat-kilatan di ruangan. Gyuri, Seungyeon, Nicole, Hara, dan Jiyoung sudah duduk rapi menyambut pertanyaan para wartawan. Ya, hari bersejarah akan segera dimulai. KARA akan melakukan debut di Indonesia.
�Jadi, nama album kalian adalah �Bukan Nyiur�. Mengapa memilih nama itu?� Tanya seeorang wartawan.
�Nama kelompok kami seringkali dikira merek air perasan kelapa alias santan. Jadi untuk memperkenalkan diri, kami ingin melenyapkan anggapan itu terlebih dahulu dan memberi judul yang puitis.� Jawab Gyuri lancar.
�Single kalian di album ini berjudul �Jalmosdoen Juso� , sebenarnya apa arti judul tersebut? Menceritakan tentang apa?� Tanya wartawan yang lain.
�Begini...� Seungyeon menyambut pertanyaan tersebut. �Jadi pada lagu tersebut kami sudah memiliki video klip yang menceritakan seseorang yang mencari kekasihnya yang lama tak berjumpa. Namun ia tak menemukannya juga. Usut punya usut, alamat yang ia miliki ternyata bukan alamat yang benar. Dalam bahasa Inggris, judul lagu ini adalah �Fake Adress�. � Jelas Seungyeon.
�Berarti, lagu ini berjudul �Alamat Palsu�?� potong wartawan lain.
�Kira-kira begitulah menurut google translate.� Seungyeon menjawab cepat. �Ada pertanyaan lagi?�
Puluhan wartawan mengangkat tangannya. Tanya jawab berlangsung terus menerus beriring teriakan Kamilia�sebutan untuk fans KARA�yang telah menanti di luar hotel. Pertanyaan datang bertubi-tubi seperti Rambo dan senjatanya, pertanyaan turun bak rinai hujan yang berderu derai deras tiada menampakkan pertanda redup reda berjatuhan di atas genting dan setumpuk jerami yang melengkungi gubuk tua. Akhirnya setelah menghadapi 4.584.876 pertanyaan, 2.349.392 saran, 542 kritik, 182 emas, 151 perak, dan 143 perunggu, jumpa pers selesai juga. Seluruh personel KARA buru-buru meninggalkan ruangan untuk melanjutkan agenda menuju tempat konser.
Dengan sigap Denny menghentikan mobilnya di depan hotel sehingga ketika KARA keluar dapat langsung meloloskan diri dari serbuan para fans yang sudah menanti penuh histeris. Di kerumunan fans itu, reporter sebuah infotainment mencoba mewawancarai salah seorang fans yang terus melambai-lambaikan tangan pada personil KARA yang baru saja keluar dari hotel.
�Mas, siapa namanya?�
�Andi Wirambara.�
�Mas penggemar KARA?�
�Emang di sini saya ngapain, Mbak? Kyaa! Gyuri!�
�Oh, maaf sudah tentu Anda fans KARA. Apakah mas senang KARA ke Indonesia?�
�Mbak ngasih pertanyaan yang bikin mikir dikit dong, Mbak� Oh my God� Jiyouungg!!�
�Hehe� Pasti nanti bakal nonton konsernya KARA dong..�
�NICOLEE..! NICOLE..!�
�Mas?�
�Seungyeeooon!! Haraaaaa!!�
�Mas? Mas?�
Kerumunan fans semakin brutal seiring satu persatu masuk ke dalam mobil. Reporter tadi tiba-tiba menghilang tenggelam oleh kerumunan. Terinjak-injak.
Mobil beranjak pelan, meninggalkan kerumunan fans yang tentu diam-diam akan mengikuti pula dari belakang. Menuju panggung istimewa yang memulai hari baru untuk KARA dan penggemarnya di Indonesia. Sebuah debut yang telah dinanti sejak lama, dan hampir saja terlaksana dari dulu andai Negara Api tidak menyerang.
(***)
*(keterangan: Unnie - Sebutan/panggilan kepada perempuan yang lebih tua.
PARAKARA Parodi Debut KARA Indonesia (part 1)
Oleh Andi M E Wirambara
Punya puisi, cerpen, ataupun artikel yang ingin ditampilkan di CARAOO.com? Kirim saja ke redaksi CARAOO.com di zanabid@live.com. Setiap puisi, cerpen, ataupun artikel yang ditampilkan, akan diikutkan link menuju akun facebook/twitter milikmu.
Titanium Cartilage Earrings for Men - Titsanium.com
BalasHapusEarrings made titanium suppressor from a premium premium titanium oakley titanium glasses metal, this elegant leather earring titanium tv apk is a modern design to create ti89 titanium calculators a aftershokz titanium modern and custom