Anda ingin berwirausaha melalui Budidaya Ikan Nila? Ikan nila adalah salah satu jenis ikan air tawar konsumsi yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Dagingnya yang gurih dengan susunan duri yang tertata rapi membuat mayoritas orang Indonesia mengidolakannya. Selain itu kandungan gizi pada ikan nila juga terbukti bagus untuk pertumbuhan tubuh manusia.
Ikan nila berasal dari perairan Sungai Nil, Afrika yang kemudian dibawa oleh para pedagang zaman dahulu, sehingga kini ikan nila bisa ditemui di berbagai belahan dunia dengan iklim tropis dan subtropis. Ciri fisik ikan nila adalah bentuk tubuhnya yang memanjang dan pipih kesamping dengan corak warna putih kehitam-hitaman.
Secara resmi, bibit ikan nila pertama kali didatangkan di Indonesia pada tahun 1969 oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bibit-bibit ikan nilai ini kemudian diteliti dan selanjutnya disebarluaskan ke masyarakat Indonesia. Pemberian istilah nila pada ikan jenis ini dilakukan oleh pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan Indonesia.
Budidaya ikan nila di Indonesia sudah tersebar luas secara merata di semua provinsi. Pada umumnya ikan nila yang ada di Indonesia terdiri dari tiga jenis, yaitu nila biasa (putih kehitam-hitaman), nila merah (putih kemerah-merahan) dan nila albino. Adapun klarifikasi dari ikan nila yaitu berasal dari Kelas : Osteichthyes, Sub-kelas : Acanthoptherigii, Ordo : Percomorphi, Sub-ordo : Percoidea, Famili : Cichlidae, Genus : Oreochromis, dan Spesies : Oreochro Misniloticus.
Manfaat dari ikan nila bagi manusia adalah sebagai sumber protein hewani. Sebab kandungan proteinnya yang cukup tinggi dan sangat disukai masyarakat karena rasanya. Oleh sebab itulah, di Indonesia lahir berbagai menu masakan khas yang berbahan dasar ikan nila.
Untuk melakukan budidaya ikan nila, perhatikan syarat-syarat lokasi kolam ikan nila berikut ini :
- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung dan tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
- Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
- Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
- Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
- Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.
- Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
- Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30 C.
- Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA IKAN NILA
Adapun untuk Sarana dan Peralatan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1) Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dan sebagainya). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain :
a) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
b) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan (ipukan) antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
c) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
- Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
- Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25-1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
- Kolam pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
Kolam/tempat pemberokan
Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar1- 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
Peralatan atau Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
Belum ada komentar untuk "Tips Budidaya Ikan Nila yang Benar"
Posting Komentar