Tips Memilih Perkutut Bakalan Berkualitas dengan Katuranggan - Mengerti tentang istilah katuranggan penting bagi penggemar perkutut sebab bisa dijadikan pegangan untuk memilih dan memprediksi prestasi suara perkutut. Katuranggan berasal dari kata turangga yang berarti kuda atau katur dan angga. Katur berarti menyampaikan sedangkan angga berarti badan. Jadi katuranggan adalah pengetahuan tentang bentuk-bentuk badan. Dalam bahasa Belanda, istilah katuranggan dikenal dengan sebutan exterieur (bentuk fisik, bagian badan yang nampak diluar).
Bagi para penggemar perkutut jaman dulu, katuranggan memegang peranan penting (selain bunyi suara) dalam melakukan pemilihan perkutut bakalan untuk dijadikan burung kesayangan. Karena dengan berpegang pada prinsip katuranggan, seseorang bisa memprediksi prestasi suara perkutut ketika dewasa. Sehingga orang bisa menimbang, mana perkutut yang harus dipelihara dan bisa diharapkan mampu menghasilkan suara emasnya.
Ada sejumlah faktor yang bisa dicermati untuk menentukan kualitas perkutut. Diantaranya adalah berikut ini :
A. Bentuk kepala dari samping
- Burung perkutut yang bentuk kepalanya njambe nom (seperti buah pinang yang masih muda) diperkirakan mutu suaranya bisa maksimal serta keindahan suara tersebut akan bertahan sampai burung berusia tua.
- Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbeton nongko (seperti biji nangka) diperkirakan bunyi suaranya bisa bertahan sampai tua tetapi keindahan suaranya tidak bisa maksimal.
- Burung perkutut yang bentuk kepalanya nggobog (seperti uang logam) diperkirakan mutu suaranya akan terus meningkat sampai usia tengahan atau 3 rambahan (sekitar 24 tahun, karena per rambahan = 8 tahun) kemudian akan menurun sesuai dengan umurnya.
- Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbungkul bawang (seperti bungkul atau siung (umbi) bawang putih) diperkirakan mutu suaranya tidak menentukan. Kadang dapat baik dan mengejutkan, tapi dapat juga mlempem, tak ada kemajuan.
- Burung perkutut yang bentuk kepalanya nakir kuwalik (takir terbalik, takir adalah tempat makanan/sesaji terbuat dari daun pisang berbentuk segi empat) sulit diharapkan suara baiknya.
B. Bentuk paruh badan dan ekor
- Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya ngepel (seperti buah kapel/burahol) dan bentuk badannya tuntut gedang (seperti kuncup bunga pisang) serta bentuk ekornya meruncing dengan garis-garis bulu yang jelas, burung ini bisa diharapkan tengahnya (ketek) bisa terdengar jelas dan baik.
- Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya nggabah (seperti gabah atau butiran padi) dan bentuk badannya nongko sanglundung (seperti buah nangka) serta bentuk ekornya panjang dengan garis-garis bulu yang jelas tapi tumpul, diperkirakan suara tengahnya agak baik.
- Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya mapah gedang (seperti pelepah pisang) dan bentuk tubuhnya mbluluk (seperti pentil atau buah kelapa yang masih sangat muda) serta bentuk ekornya pendek meruncing, diperkirakan suara tengahnya cukup baik.
- Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruh yang nglombok gede (seperti cabe besar) dan bentuk tubuhnya njagung nglobot (buah jagung yang belum dikupas kulitnya) serta bentuk ekornya panjang tapi kurang meruncing (sehingga bulu bertumpuk dan garis-garis warnanya kurang jelas), diperkirakan suara tengahnya kurang baik.
- Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya seperti nglombok rawit (seperti cabe rawit) dan bentuk tubuhnya seperti wungkal gerang (seperti batu asahan pisau yang sudah aus bagian tengahnya) serta bentuk ekornya mekar seperti kapas, diperkirakan bunyi suara tengahnya kurang sekali, akan tetapi dapat tebal bunyinya.
Petunjuk katuranggan untuk perkutut tersebut berdasarkan pengamatan dan pengalaman orang jaman dahulu. Dan kita yang hidup dijaman modern sekarang ini harus membuktikannya dan tidak mencemoohkannya.
Belum ada komentar untuk "Tips Memilih Perkutut Bakalan Berkualitas dengan Katuranggan"
Posting Komentar